Reoni Se7en 2023
![]() |
Reoni Se7en 2023 |
18 Februari 2023
Tanggal bersejarah untuk Se7en setelah lulus ditahun 2013. Seperti namanya, Dia terdiri dari tujuh orang. Nur Qomariyah, sesuai urutan gambar di foto yang paling depan. Ya, itulah dia orangnya gayanya semakin alim dari pada saat kuliah dulu. Gambar di foto yang kedua adalah Yuliana Nurul Latifah dan dialah yang paling betah sendiri dari kita bertujuh. Rizkiya Arina Fatihatin menjadi urutan ketiga dalam foto diatas yang memiliki senyum paling indah. Selanjutnya adalah Siti Nur Jannah, orang yang dijamin masuk surga karena memiliki jaminan dari namannya. Sedangkan yang terakhir yaitu Huruin Nihla, dialah ibu Ibu/Emak Kita. Dan yang kedua yaitu Ruaina dan Erma Yuli Widjayanti, sayangnya Mereka tidak ada didalam foto itu.
Untuk pertama kalinya kita mengadakan reuni di Mojkerto tepatnya dirumahnya Jannah. Tepat setelah ulang tahunnya, kehadiran mereka sekaligus menjadi kado terindah dari Tuhan bagaimana Ia mengadirkan orang-orang baik disekelilingnya. Mereka berkumpul dan menginap seperti mengulang memori saat berada di Porong Mindi. Anggaplah seperti itu. Karena kita memang benar-benar mengulang kegiatan. Seperti: Tidur bersama sambil berbincang/ghibah hingga ayam berkokok baru tidur. Setelah itu, belanja bersama. Dulu, kita memang selalu belanja bersama karena pasarrnya jauh sekalian jalan-jalan. Pun kemarin kita tetap bersama walaupun penjual sayurnya berjarak satu rumah yang mana hal itu membuat pusat perhatian warga sekitar. Ya, kehadiran kita cukup menyita banyak mata yang membuat mereka tak bisa menahan rasa penasaran yang ada dikepalannya.
Malam itu rencana kita gagal karena hujan yang datangnya dengan tiba- tiba tanpa bisa dinego. Kecewa itu pasti. Seandainya pada hari itu tidak hujan mungkin kita bisa menghabiskan malam disalahsatu kota yang menjadi favorit muda-mudi dimalam minggu. Pacet. Salah satu daerah penghasil susu sapinya. Kita bisa menikmati minum susu sambil memesan makanan pendamping dan berbincang mengulang obrolan lama sambil ghibah personil lain. Sayangnya hal itu hanya menjadi angan yang semakin menghilang ketika hujan menjadi semakin deras.
Paginya, entah mengapa langit bersinar sangat cerah dengan awan putih yang terlihat semakin menghilang, seolah malu untuk menunjukkan dirinya, dan berkata,"Hari inilah kesempatan kalian!" . Sehingga kita tidak menyia-nyiakan penawaran itu. Kita tetap ke Pacet meski bukan pada rencana semalam, ke tempat yang lebih menyenangkan bagi anak-anak. Ya, sekarang bukan lagi kesenangan kita, tapi juga anak-anak.
Tak lama. Karena terburu oleh waktu yang semakin habis untuk Nihla dan Lia. Jarak Rumah mengharuskan mereka untuk lebih cepat kembali sebelum petang menjelang. Nihla ke Lamongan bersepeda dengan Suami dan Anaknya. Sedangkan Lia jarak Rumahnya lebih jauh dari Nihla dan ia pun harus bolak- balik ganti kendaraan selama tigakali. Rumahnya Tuban, tapi harus ditempuhh dari terminal Bojonegoro ke Surabaya dan setelah itu baru ke terminal Mojokerto. Perjalanan yang tak semua orang bisa melakukannya.
Setelah pertemuan pasti ada perpisahan dan saat itulah waktu yang paling tidak disukai dari masing- masing kita. Satu persatu meninggalkan Rumah besar dibelakang Musholla. Rumah yang dua hari menjadi rame dengan canda tawa, perdebatan, percekcokan, kejar- kejaran anatara anak- anak dan si Empus, tiba- tiba menjadi sunyi kembali seperti tak berpenghuni. Hanya suara Katak dimalam hari yang selalu menemani. Suara burung- burung yang selalu bersahutan di sore dan pagi hari. Seolah mereka tak ingin membiarkan penghuni rumah itu kesepian.
Tahukah kalian
Bahawa kehadiran kalian sangat berarti. Tak pernah menyangka persahabatan kita ternyata bisa sejauh ini. Bisa menjadi teman baru buat anak- anak. Pun dengan para suami kita yang awalnya tak pernah saling mengenal dan terpaksa mengenal yang akhirnya bisa seakrab itu.
Komentar
Posting Komentar